1. Pengertian
Qada dan Qadar
Qada
menurut bahasa berarti: hukum, ketentuan, atau ketetapan. Menurut istilah Qada
berarti: Ketetapan atau ketentuan Allah SWT atas seluruh makhluk-Nya. Qadar
menurut bahasa berarti: ukuran, kepastian, dan peraturan. Menurut istilah Qadar
berarti: Perwujudan dari ketentuan Allah SWT yang terjadi pada setiap makhluk
sesuai dengan batas yang telah ditentukan.
Antara
Qada dan Qadar terdapat hubungan yang saling melengkapi. Qada merupakan perencanaan
dan penentuan atas penciptaan segala sesuatu, maka Qadar merupakan pelaksanaan
dari rencana tersebut.
Sejak
awal, Allah telah menetapkan kita akan menjadi orang Indonesia, walaupun kita
masih dalam kandungan ibu itu disebut Qada (Gambar 1). Kemudian kita dilahirkan
oleh ibu dan berada di Indonesia, maka itulah yang disebut Qadar (Gambar 2).
Qada dan Qadar Allah pasti terjadi
kepada makhluk-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Kita percaya atau tidak
percaya kepada Qada dan Qadar Allah, Qada dan Qadar tetap akan terjadi. Qada
dan Qadar disebut juga takdir. Manusia tidak ada yang mengetahui Qada dan Qadar
atas dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari, Qada dan Qadar baru diketahui
setelah terjadi.
Takdir
dapat digolongkan menjadi 2:
a.
Takdir
mubrom
Adalah ketentuan Allah yang pasti berlaku pada setiap makhluk yang
tidak dapat dirubah lagi seperti kematian manusia.
Contohnya adalah kematian.
b.
Takdir
muallaq
Adalah ketentuan Allah yang mungkin dapat dirubah oleh manusia
melalui usaha atau ikhtiar secara sungguh-sungguh.
Contohnya kita ingin pandai dan sukses, maka harus belajar dan
bekerja keras.
Beriman
kepada Qada dan Qadar bukan berarti kita hanya pasrah menunggu nasib dari Allah
SWT. Tetapi kita harus berusaha secara maksimal dan bersungguh-sungguh untuk
mengubah nasib sendiri dan berupaya secara keras untuk mencapai apa yang
dicita-citakan.
2. Perilaku yang mencermikan sikap
penghayatan terhadap Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar merupakan rukun iman yang ke enam. Iman
kepada Qada dan Qadar memberi pelajaran kepada manusia bahwa segala yang ada di
alam dunia ini hanyalah berjalan sesuai dengan kebijaksanaan Allah.
Seorang
pelajar yang ingin sukses, dalam belajarnya harus senantiasa giat belajar
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya. Namun harus
diyakini bahwa kerja keras, giat belajar itu hanya usaha, sedangkan hasil
akhirnya hanya Allah SWT yang menentukannya. Maka setiap usaha yang kita
lakukan haruslah disertai dengan do’a dan berserah diri (tawakkal) kepada Allah
SWT.
Di antara perilaku yang
mencerminkan sikap penghayatan terhadap Qada dan Qadar adalah:
1.
Berkeyakinan
bahwa apapun yang terjadi pada dirinya merupakan ketentuan Allah, sehingga
tidak bersikap takabur.
2.
Bersabar
dan tidak mudah berputus asa dalam menghadapi ujian dari Allah.
3.
Selalu
berusaha mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialami, bersikap optimis
dan tetap berusaha meskipun berhasil.
4.
Berserah
diri dan berdo’a kepada Allah atas usaha yang telah dilakukan.
5.
Tidak
meminta pertolongan kepada selain Allah.
3. Hikmah
beriman kepada Qada dan Qadar
Meyakini
adanya Qada dan Qadar Allah SWT dapat membimbing rohani kita menuju pada
kebaikan. Banyak hikmah yang terkandung dalam beriman kepada Qada dan Qadar,
diantaranya adalah:
1.
Meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah.
Cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan
cara melaksanakan sholat 5 waktu dan membaca Al-Qur’an.
2.
Menumbuhkan
sikap ulet dan bekerja keras.
3.
Melatih
diri untuk banyak bersyukur dan bersabar.
4.
Menjauhkan
diri dari sikap sombong dan putus asa.
5.
Menumbuhkan
jiwa yang optimis.
6.
Memberikan
ketenangan dan keseimbangan jiwa.
Contoh
Dalil Qada dan Qadar, yaitu :
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ (٤٩)
Artinya : ‘’Sungguh, Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran’’. (Q.S.Al-Qamar : 49).
4. Contoh
Qada dan Qadar kehidupan sehari-hari
1.
Orang
yang beriman ketika tertimpa musibah menanggapinya dengan bersabar dan tabah.
Jadi
ketika kita tertimpa musibah maka kita harus bersabar dan tabah karena semua
itu cobaan dari Allah.
2.
Orang
yang beriman ketika mendapatkan hadiah maka harus bersyukur dan merasa bahwa
itu semua karena karunia dari Allah.
Jadi ketika kita mendapatkan barang atau kado dari
keluarga,teman,sahabat itu semua adalah karunia dari Allah.
3.
Orang
yang tidak beriman ketika mendapatkan musibah
merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar